Pascaditahannya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sebagai tersangka
suap penanganan Pilkada Lebak, Banten, di Mahkamah Konstitusi, Rano
Karno yang menjabat Wakil Gubernur Banten disebut-sebut bakal
menggantikan posisi Ratu Atut sebagai orang nomor satu di Banten.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP) Ribka Tjiptaning minta Rano Karno seharusnya mengambil langkah
cepat dengan segera mendekat kepada fraksi di DPRD Banten.
"Pemerintahan Banten harus tetap jalan. Nah, Rano harus tetap mendekat kepada fraksi dan struktur supaya dia di-back up
jadi kuat. Mengantisipasi `persoalan` di Banten," kata Ribka di
sela-sela acara Peringatan Hari Ibu yang digelar PDIP, di GOR Otista,
Jakarta Timur, Minggu (22/12/2013).
Ribka mengaku sebetulnya
dirinya sempat menolak kepemimpinan Atut dan Rano pada Januari tahun
lalu. Menurutnya, gaya kepemimpinan pejabat-pejabat di Banten berbanding
terbalik dengan kehidupan rakyatnya yang masih miskin.
"Januari
tahun lalu, saya sebagai ketua DPD Banten mencabut dukungan kepada Atut
dan Rano karena tidak bermanfaat untuk rakyat Banten dan partai. Data
Bappenas menyebut Banten itu provinsi nomor 3 termiskin di Indonesia,
sementara gaya eksekutifnya luar biasa glamor," jelas Ribka.
Ribka
menambahkan sejak terpilih menjadi Wakil Gubernur Banten, Rano
seharunya mengedepankan untuk terjun ke rakyat. "Seharusnya kalau orang
sudah direkomendadsi dari PDIP harus sadar bahwa PDIP itu partai wong cilik," tandas Ribka.
Ratu
Atut tersandung status tersangka yang dilekatkan KPK padanya dalam
kasus dugaan suap sengketa Pilkada Lebak, Banten, yang melibatkan adik
tirinya, Tubagus Chaery Wardana. Atut kini meringkuk di sel Rutan Pondok
Bambu, Jakarta Timur.
Namun, jelang ditetapkannya Rano sebagai
Plt Gubernur Banten, muncul gerakan untuk menggagalkan langkah Rano yang
merupakan politisi PDIP. Hal itu diamini Jubir Keluarga Ratu Atut, Fitron Nur Ikhsan.
"Ada
beberapa telepon yang mengajak saya gabung untuk menolak Rano, karena
dia bukan asli Banten," ujar Fitron di Jakarta, Sabtu 21 Desember 2013.
Tak disebutkan siapa yang meneleponnya.
Muncul spekulasi akan ada
aksi demo yang dilakukan para pendukung Atut. Meski begitu Fitron
menggarisbawahi, bila ada pemberontakan, itu bukan dari kubu Atut.
"Saya nggak tahu ke depannya akan seperti apa. Yang pasti Ibu selalu mengharapkan Banten kondusif," jelas Fitron. (Adi)
0 comments:
Post a Comment