Saturday, December 14, 2013

Add caption






Saya terharu ketika mendapatkan informasi bahwa Prabowo menolak kuliah George Washington University (GWU).  Jiwa nasionalisme membela tanah air telah terjejal di dada anak muda ini.  Prabowo   sebagai salah satu pelajar terbaik di American University in London, mendapat tawaran kuliah di  GWU  melalui secarik surat resmi bertanggal 26 Maret 1968.

Penolakan Prabowo menerima tawaran kuliah di perguruan tinggi terpandang tersebut bersebab karena ingin mengikuti pendidikan di Akademi Militer.  Prabowo memilih melanjutkan pendidikan di dalam negeri mengikuti jejak dua orang pamannya. Sejarah TNI mencatat Subianto  Paman Prabowo gugur  dalam pertempuran di Lengkong Tanggerang.

Saya mau masuk AKMIL Magelang” ucap Prabowo cilik.  Seperti dikutip dalam memoar Prabowo :   “ayah berikan saya nama Subianto. Seorang pejuang. Saya juga ingin menjadi seorang pejuang. Saya ingin membela negara saya. Jika perlu, darah saya untuk merah putih.
Nah kini kita paham, kenapa Prabowo ingin menuntaskan pengabdian kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) .  Kecintaan kepada bumi pertiwi  sungguh luar biasa.  Prabowo lebih memilih menjadi tentara dari pada menyandang gelar sarjana   Universitas Luar Negeri.  Menurut Prabowo Profesi prajurit sapta  marga sebagai wadah pengabdian bela  negara bisa di terapkan secara langsung dalam arti yang sesungguhnya.

Takdir membawa Prabowo bukan menjadi seorang warga negara berkerah putih berdasi, tetapi suatu perjalanan  hidup selama puluhan tahun akrab dengan baju loreng .   Tempaan disiplin militer dan kemudian memimpin beberapa operasi militer  semakin memperkuat jiwa nasionalisme di dada Prabowo.  Negara ini harus dibela mati matian dan nyawa adalah taruhannya.

Selepas karier militer kini Prabowo berpolitik.  Tidak ada yang salah dalam berpolitik.  Menurut Effendi Gazali pakar komunikasi, selama tujuan sejati dari politik adalah untuk mensejahterakan rakyat (publik interest) maka silahkan memihak kepada salah satu partai politik.   Politik memang bersebelahan dengan kekuasaan ibarat satu keping uang  logam tidak bisa dipisahkan. Semua akhirnya  bergantung kepada siapa kekuasaan itu dilimpahkan.  Ketika kekuasaan di pegang oleh seorang pemimpin amanah maka sejahtera lah rakyat.  Sebaliknya bila kekuasaan dipegang oleh pemimpin yang ragu ragu  dalam bertindak maka rakyat  akan menanggung resiko  terbuai angan angan.

Partai Gerindra di dirikan Prabowo sebagai wadah politik untuk mensejahterakan rakyat.  Jiwa dan raga Prabowo yang telah terbina sejak usia muda meggelegak ketika menyaksikan penderitaan rakyat semesta.  Kita harus masuk  dalam sistem ketatanegaraan bila ingin berperan serta dalam membangun bangsa.  Pekerjaan politik beradab dengan selalu berpedoman kepada pengamalan Pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekuen merupakan landasan  utama Partai Gerindra untuk mempertahankan eksistensi bangsa.  Yes NKRI harga mati.
13851066891436525879
(dok. Galery Partai Gerindra)

Sobat perhatikan bukti sejarah diatas. Sejujurnya surat itu adalah suatu penghormatan untuk Keluarga Besar Prof. DR. Soemitro Djoyohadikusumo.  Namun bila kita merenungkan lebih jauh sesungguhnya makna surat dari GWU adalah suatu penghormatan kepada Generasi Muda Indonesia  atas prestasi akdemik.  Banyak anak anak muda kita yang kini belajar di luar negeri.  Mereka mahasiswa cerdas, mereka harus kita berikan peluang untuk ikut berjuang membangun bangsa.  Prabowo telah melakukan hal itu.  Anak anak muda di seputar Partai Gerindra adalah anak anak muda cerdas yang rata-rata memiliki pendidikan di luar negri.  Kita bangga sebagai Bangsa Indonesia, Kita Bisa,…
********
Thamrin Dahlan
Salam salaman Indonesia Raya
PenasehatpenakawanpenasaraN
Universitas Gunadarma Margonda, 22 November 2013


0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...