Puisi-puisi Luthfi Bachtiar | Berita Harian Online | Indonesia
RINDUNYA TUHAN
Aku yakin, Tuhan sedang merinduku
Tetapi Dia malu untuk mengatakan
“Aku merindumu Kasih”
Dengan kuasaMu, Kau kirimkan pesan rahasia yang bisu
Yang masuk dalam stalakstalak Imanku
Yang berkarat senja
Sontak!
Tulangku lumpuh
Membaca pesanmMu Yang Maha Tuhan
Petunjungan, 2012
SELOROH ANGIN
1
Kecambahkecambah nestapa berserakan kala terik
Mengikuti cahaya yang menerobos lubanglubang buatan
Di bantalanbantalan kepala Orin terjamuri
Suara Gong ramai berterbangan di awang
Memecah gendanggendang di dua
Lorong sempit milik daun
Dan lelehan lilin merah di dalamnya
2
Pujangga terebah bersama syairsyairnya di atas dipan
Katakatanya rusuh berserakan bersama sampah
Suaranya ringkih lirihlirih
Bercerita kepada semut kecil yang berjalan di bawahnya
Seloroh angin yang membawa nestapa
Mulai tak bergeming
Melihat pagelaran gelebah di malam karat itu
Petunjungan, 2012
PERMINTAAN SEORANG KAWAN
Demi air dan riaknya
Yang memercikkan barokahnya ketika subuh
Demi langit dan bintangbintangnya
Selaku penaung semesta, kala bulan dan bintang hilang
Saling berkejaran
Demi Dzat yang aku dalam takdirnya
Hujan mendekapku di selasar Tuhan
Hanya selimut bisu yang sudi berbagi gumul
Diantara retakanretakan gigi gemeretuk
Entah, arus perasaan ini selaras dengan lampion di atap bambu
Yang dikitari kunangkunang pelikis senyummu
Petunjungan, 2012
KEPADA JALUR SENGKETA
Anyir seluruh raga ini
Hamparan bingkaibingkai raga
Saling tindih
Saling didih
Setelah mereka jatuh dari bibirbibir
Pemisah kehidupan
Sulursulur ringkih terkail bongkahbongkah sembap
Yang sedari tadi memuji keji
Burungburung besi pembawa karikil atom
Adakah sebongkah emas yang keluar dari pojok mata?
Yang mampu mengganti hasrat para pendendam
Adakah hari yang binar bagi mereka,
Lama, sebelum hari jembatan menuju ahirat?
Petunjungan, 2012
Luthfi Bachtiar, Lahir 1 Agustus 1992 di Kota Brebes. Penikmat dan Pengapresiasi Sastra. Mahasiswa Progdi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah UPS Tegal.
RINDUNYA TUHAN
Aku yakin, Tuhan sedang merinduku
Tetapi Dia malu untuk mengatakan
“Aku merindumu Kasih”
Dengan kuasaMu, Kau kirimkan pesan rahasia yang bisu
Yang masuk dalam stalakstalak Imanku
Yang berkarat senja
Sontak!
Tulangku lumpuh
Membaca pesanmMu Yang Maha Tuhan
Petunjungan, 2012
SELOROH ANGIN
1
Kecambahkecambah nestapa berserakan kala terik
Mengikuti cahaya yang menerobos lubanglubang buatan
Di bantalanbantalan kepala Orin terjamuri
Suara Gong ramai berterbangan di awang
Memecah gendanggendang di dua
Lorong sempit milik daun
Dan lelehan lilin merah di dalamnya
2
Pujangga terebah bersama syairsyairnya di atas dipan
Katakatanya rusuh berserakan bersama sampah
Suaranya ringkih lirihlirih
Bercerita kepada semut kecil yang berjalan di bawahnya
Seloroh angin yang membawa nestapa
Mulai tak bergeming
Melihat pagelaran gelebah di malam karat itu
Petunjungan, 2012
PERMINTAAN SEORANG KAWAN
Demi air dan riaknya
Yang memercikkan barokahnya ketika subuh
Demi langit dan bintangbintangnya
Selaku penaung semesta, kala bulan dan bintang hilang
Saling berkejaran
Demi Dzat yang aku dalam takdirnya
Hujan mendekapku di selasar Tuhan
Hanya selimut bisu yang sudi berbagi gumul
Diantara retakanretakan gigi gemeretuk
Entah, arus perasaan ini selaras dengan lampion di atap bambu
Yang dikitari kunangkunang pelikis senyummu
Petunjungan, 2012
KEPADA JALUR SENGKETA
Anyir seluruh raga ini
Hamparan bingkaibingkai raga
Saling tindih
Saling didih
Setelah mereka jatuh dari bibirbibir
Pemisah kehidupan
Sulursulur ringkih terkail bongkahbongkah sembap
Yang sedari tadi memuji keji
Burungburung besi pembawa karikil atom
Adakah sebongkah emas yang keluar dari pojok mata?
Yang mampu mengganti hasrat para pendendam
Adakah hari yang binar bagi mereka,
Lama, sebelum hari jembatan menuju ahirat?
Petunjungan, 2012
Luthfi Bachtiar, Lahir 1 Agustus 1992 di Kota Brebes. Penikmat dan Pengapresiasi Sastra. Mahasiswa Progdi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah UPS Tegal.
0 comments:
Post a Comment