Thursday, March 17, 2011

Buku Mereka Harus Dibunuh Menghilang Dari Toko Buku

JAKARTA - Dua judul buku yang dijadikan media bagi peneror bom di tiga tempat kemarin, tidak ditemukan di toko-toko buku di Jakarta.

Okezone mencoba menelusuri judul buku yang dijadikan media bom di beberapa toko buku pada hari ini, Rabu (16/3/2011).

Sayangnya dua judul buku yang dimaksud, yakni "Apakah Masih Ada Pancasila?", dan "Mereka Harus Dibunuh! Karena Dosa-Dosa Mereka Terhadap Islam dan Kaum Muslimin", tidak ada di peredaran.

Penelusuran okezone di Toko Gunung Agung, Jalan Raya Kwitang Raya No 38, kedua judul buku tidak ada di jajaran buku-buku Islam. Bahkan buku-buku yang kerap digolongkan sebagai buku bertema radikal itu tidak terlihat di rak-rak buku.

Menurut Supervisor Toko Buku Gunung Agung, Syawaludin, jenis buku-buku radikal saat ini tidak pernah lagi dijual di tempatnya.

"Sudah tidak pernah ada lagi buku-buku tersebut, mengenai terorisme. Karena dikhawatirkan memicu hal-hal lain yang tidak diinginkan terhadap Gunung Agung-nya," kata Syawaludin.

Berbeda dengan Toko Buku Wali Songo yang letaknya tidak jauh dari Toko Buku Gunung Agung. Toko buku yang bernafas Islam tidak membatasi jenis buku yang radikal. Namun dua judul buku yang dicari okezone, tidak ada dalam persediaan Toko Buku Wali Songo.

"Untuk saat ini buku itu belum ada di stock kita. Kalaupun sekalipun ada, pasti tertera di komputer pencarian. Jika stock habis, di situ akan tertera nol. Tapi sampai saat ini, buku itu belum ada di toko Wali Songo," tutur Supervisor Toko Buku Wali Songo Indra Agusta kepada okezone.

Indra menunjukkan satu buku yang bisa digolongkan radikal yang tersisa di atas rak buku Islam. Buku yang dimaksud berjudul, "Teroris Melawan Teroris". Buku 264 halaman ini ditulis oleh Abu Umar Baasyir, dan diterbitkan oleh Mawazin.

Lalu ke mana buku radikal lainnya? Indra menjelaskan buku-buku tersebut telah retur. Dengan kata lain, buku-buku tersebut telah dikembalikan ke penerbitnya karena telah melewati masa edarnya.

Lagipula katanya, buku-buku radikal itu hanya laris pada waktu tertentu saja. Indra mencontohkan, ketika Imam Samudera ditangkap dan dihukum mati, penjualan buku-buku Islam radikal cukup laris.

"Kalau sekarang, jarang ada yang menanyakan. Malah tidak ada yang beli," ujarnya.
(hri)

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...